Minggu, 14 November 2010

PERANAN STAKEHOLDERS DALAM MENANGANI MASALAH KESEHATAN

Beberapa stakeholders dan peranannya yang dapat dilakukan oleh stakeholders tersebut dalam masalah penyakit dibawah ini :
1. Malaria
a. Pemerintah
Pemerintah merupakan instansi yang bergerak untuk pembiayaan program pemberantasan malaria
b. Dinas Kesehatan
1) Khususnya Dinas Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP & PL), Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Kesehatan Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) ; Pengendalian malaria dapat dilakukan melalui peran Dinas PP dan PL sebagai stakeholder terkait dengan habitat nyamuk anopeles yang terdapat di rawa, tambak yang terlantar, genangan air. Oleh karena itu dinas PP &PL dapat mengambil kebijakan dengan bekerjasama dengan dinas Pekerjaan Umum dalam pengendalian dan pembersihan habitat nyamuk Anopheles sp sebagai vektor penyebab malaria.
2) Dinas kesehatan khususnya bagian program promosi kesehatan berperan memberi informasi kepada pihak-pihak terkait seperti puskesmas dan rumah sakit tentang pentingnya menjaga kebersihan dan pentingnya 3M+ agar terhindar dari penyakit malaia
3) Dinas kebersihan berperan memerintahkan tempat-tempat umum untuk menjaga kebersihan terutama tempat yang banyak genangan airnya agar tidak menjadi breeding place nyamuk
4) Melakukan sosialisasi kepada warga tentang Malaria dan cara pencegahannya yaitu dengan penggunaan kelambu dan insektidsida
5) Memberdayakan pada petugas kesehatan yaitu dengan meningkatkan pengetahuan para petugas kesehatan tentang bagaimana penggunaan kelambu dan insektisida yang baik agar para petugas dapat menyampaikan kepada masyarakat dengan baik.
c. Dinas lingkungan
Dinas lingkungan mempunyai peran dalam pemantauan program 3M+ pada masyarakat secara berkala, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan.
d. Puskesmas
Puskesmas sebagai bagian dari dinas Kesehatan, melakukan sosialisasi dengan warga tentang Malaria.
2. PD3I (Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
a. Pemerintah
Pemerintah merupakan instansi yang bergerak untuk pembiayaan program PD3I (Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)
b. Dinas Kesehatan
1) Beberapa penyakit dapat dicegah melalui imunisasi yaitu tindakan pemberian kekebalan terhadap serangan penyakit tertentu dengan jalan memasukkan suatu zat antibody ke dalam tubuh. Dalam upaya penurunan angka kejadian penyakit pemerintah menggalakan program Lima Imunisasi Dasar pada bayi dan anak, meliputi hepatitis B, polio, campak, BCG, dan DPT. Selain penyakit diatas, ada juga penyakit lain yang dapat dicegah melalui imunisasi yaitu rabies, pertusis, tetanus, influenza, dan demam thypoid.
2) Program KIA program imunisasi termasuk program kerja KIA yang sudah memiliki ketentuan dan jadwal.
3) Program promosi kesehatan didalam pelaksanaan imunisasi Program KIA membutuhkan bantuan orang-orang Promosi Kesehatan untuk mensosialisasikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat.
4) Program pemberantasan penyakit Polio merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam program pemberantasan penyakit . salah satu metode pemberantasan penyakit polio adalah dengan imunisasi., oleh karena itu Program pemberantasan penyakit membutuhkan KIA karena cakupan dari imunisasi polio adalah anak-anak.
5) Dinas kesehatan berperan penting dalam program penanganan PD3I dalam hal penyediaan tenaga kesehatan, sarana prasarana untuk imunisasi dan peningkatan program imunisasi di seluruh wilayah kecamatan. Agar dinas kesehatan dapat melakukan tugas tersebut maka dilaksanakan surveilans untuk mengetahui perkembangan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
c. Dinas Pendidikan
1) Menindaklanjuti program pemerintah yaitu Lima Imunisasi Dasar pada bayi dan anak, cakupan umur sasaran termasuk dalam anak usia sekolah, maka dari itu Dinas Pendidikan memiliki peranan penting untuk mensukseskan program tersebut. Melalui sekolah – sekolah, Dinas Kesehatan melakukan kerjasama seperti misalkan diadakannya imunisasi di sekolah dasar
2) Dinas pendidikan berperan dalam pelaksanaan program imunisasi pada usia anak sekolah. Program imunisasi PD3I yang ditujukan untuk para siswa utamanya sekolah dasar, merupakan bentuk kerja sama program pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan.
d. Puskesmas
Melakukan sosilaisasi kepada masyarakat tentang guna imunisasi.

Rabu, 03 November 2010

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN RANCANG / DESAIN PENELITIAN

Kelebihan dan kelemahan studi kohort:
a. Kelebihan
1) Studi kohort merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti.
2) Studi kohort yang baik dalam menerangkan hubungan antara factor-faktor resiko dengan efek secara temporal.
3) Studi kohort merupakan pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progesif.
4) Studi kohort dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu factor resiko tertentu.
5) Karena pengamatan dilakukan secara kontinyu dan longitudinal, studi kohort memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat.
b. Kelemahan
1) Studi kohort biasanya memerlukan waktu yang lama
2) Sarana dan biaya biasanya mahal
3) Studi kohort sering kali rumit
4) Kurang efisien segi waktu maupun biaya untuk meneliti kasus yang jarang terjadi
5) Terancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau factor resiko dapat mengganggu analisis hasil
6) Dapat menimbulkan masalah etika oleh karena peneliti membiarkan subyek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat merugikan subyek.
Kelebihan dan kekurangan studi cross sectional:
a. Kelebihan
1) Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya yang mencari pengobatan, hingga generalisasinyacukup memadai.
2) Desain relative mudah, murah dan hasilnya cepat diperoleh.
3) Dapat dipakai untuk meneliti sekaligus banyak variable.
4) Tidak terancam loss to follow up (droup out).
5) Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya.
6) Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian berikutnya yang lebih konklusif.
b. Kekurangan
1) Sulit menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data resiko dan efek dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas).
2) Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang panjang daripada mereka yang mempunyai masa sakit yang pendek. Hal ini disebabkan karena individu yang cepat sembuh atau cepat meninggal akan mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring dalam studi ini, sehingga akan terjadi salah interprtasi dari hasil temuan studi ini.
Kelebihan dan kelemahan penelitian kasus-kontrol
a. Kelebihan
1) Studi kasus-kontrol dapat atau kadang bahkan merupakan satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang.
2) Hasil dapat diperoleh dengan cepat
3) Biaya yang digunakan relative lebih sedikit
4) Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit
5) Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai factor resiko sekaligus
b. Kekurangan
1) Data mengenai pajanan factor resiko diperoleh dengan mengandalkan daya ingat atau catatan medic. Daya ingat responden ini yang menyebabkan terjadinya recall bias, baik karena lupa, atau responden yang mengalami efek cenderung lebih mengingat pajanan terhadap factor resikodaripada responden yang tidak mengalami efek. Data sekunder dalam hal ini catatan medic rutin yang sering dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu akurat.
2) Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar doperoleh.
3) Karena kasus dan control diperoleh oleh peneliti maka sukar untuk meyakinkan bahwa kedua kelompok itu sebanding dalam factor eksternal dan sumber bias lainnya.
4) Tidak dapat memberikan incidence rates.
5) Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variable dependen, hanya berkaitan dengan suatu penyakit atau efek.

GAMBAR RANCANG / DESAIN PENELITIAN