Kekuatan asosiasi semakin kuat asosiasi, maka semakin sedikit hal tersebut dapat merefleksikan pengaruh dari faktor-faktor etiologis lainnya. Kriteria ini membutuhkan juga presisi statistik (pengaruh minimal dari kesempatan) dan kekakuan metodologis dari kajian-kajian yang ada terhadap bias (seleksi, informasi, dan kekacauan)
- Konsistensi replikasi dari temuan oleh investigator yang berbeda, saat yang berbeda, dalam tempat yang berbeda, dengan memakai metode berbeda dan kemampuan untuk menjelaskan dengan meyakinkan jika hasilnya berbeda.
- Spesifisitas dari asosiasi ada hubungan yang melekat antara spesifisitas dan kekuatan yang mana semakin akurat dalam mendefinisikan penyakit dan penularannya, semakin kuat hubungan yang diamati tersebut. Tetapi, fakta bahwa satu agen berkontribusi terhadap penyakit-penyakit beragam bukan merupakan bukti yang melawan peran dari setiap penyakit.
- Temporalitas kemampuan untuk mendirikan kausa dugaan bahkan pada saat efek sementara diperkirakan
- Tahapan biologis perubahan yang meningkat dalam konjungsi dengan perubahan kecocokan dalam penularan verifikasi terhadap hubungan dosis-respon konsisten dengan model konseptual yang dihipotesakan.
- Masuk akal kami lebih siap untuk menerima kasus dengan hubungan yang konsisten dengan pengetahuan dan keyakinan kami secara umum. Telah jelas bahwa kecenderungan ini memiliki lubang-lugang kosong, tetapi akal sehat selalu saja membimbing kita.
- Koherensi bagaimana semua observasi dapat cocok dengan model yang dihipotesakan untuk membentuk gambaran yang koheren.
- Eksperimen demonstrasi yang berada dalam kondisi yang terkontrol merubah kausa bukaan untuk hasil yang merupakan nilai yang besar, beberapa orang mungkin, mengatakannya sangat diperlukan, untuk menyimpulkan kausalitas
- Analogi kami lebih siap lagi untuk menerima argumentasi-argumentasi yang menyerupai dengan yang kami dapatkan.
- Attack Rate : (Jumlah penderita baru dalam satu saat)/(Jumlah penduduk yang mugkin terkena penyakit tersebut pada waktu yang sama) xK
- Secondary Attack Rate adalah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pda serangan pertama.
Rumus yang dipergunakan :
SAR : (Jumlah penderita baru pada serangan kedua)/(Jumlah penduduk yang terkena serangan pertama) x K
Prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau penduduk dengan resiko (Population At Risk), sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya bukanlah suatu Rate yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukan dalam perhitungan.Secara umum nilai prevalensi dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Periode Prevalence Rate yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Nilai periode prevalens rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit kanker dan kelainan jiwa.
Rumus yang digunakan :
Period Prevalence Rate : (Jumlah Penderita Lama dan Penderita baru saat itu)/(Jumlah penduduk saat itu) x K
b. Point Prevalence Rate adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat di bagi dengan jumlah penduduk saat itu. Dapat digunakan untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Rumus yang digunakan :
c.Point Prevalence Rate: (Jumlah Penderita Lama dan Penderita baru saat itu)/(Jumlah penduduk saat itu) x K
Untuk mengukur masalah kematian (angka kematian/mortalitas)
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk kematian. Di kalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu :
Degenerasi vital dan kondisi terkait
Status penyakit
Kematian akibat lingkungan atau masyarakat (bunuh diri, kecelakaan, pembunuhan, bencana alam, dsb)
Macam-macam/ jenis angka kematian (mortality rate/mortality ratio) dalam epidemiologi antara lain :
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Angka Kematian Perinatal (Perinatal Mortality Rate)
Angka Kematian Bayi Baru Lahir (Neonatal Mortality Rate)
Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Angka Kematian Balita (Under Five Mortality Rate)
Angka Kematian Pasca Neonatal (Postneonatal Mortality Rate)
Angka Lahir Mati/Angka Kematian Janin (Fetal Death Rate)
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)
Angka Kematian Spesifik Menurut Umur (Age Specific Mortality Rate)
Cause Specific Mortality Rate (CSMR)
Case Fatality Rate (CFR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar